LENSA.TODAY, -(POHUWATO)- Desakan terhadap pergantian Direktur PT. Puncak Emas Tani Sejahterah (PETS) dan PT. Gorontalo Sejahtera Mining (GSM), Boyke Poerbaya Abidin, semakin menguat. Hal ini dipicu oleh kekecewaan masyarakat terhadap kepemimpinan perusahaan yang dinilai gagal membangun relasi harmonis dengan warga lokal sejak bergulirnya proyek tambang emas Pani Gold Project di Kabupaten Pohuwato.
Sejumlah penambang lokal mengaku mengalami tekanan dan pembatasan ruang gerak di wilayah tambang yang secara turun-temurun telah dikelola secara tradisional oleh masyarakat. Alih-alih membawa kesejahteraan seperti yang dijanjikan, proyek ini justru menjadi sumber konflik yang tak kunjung selesai.
Situasi memanas hingga berujung pada insiden pembakaran Kantor Bupati Pohuwato kala itu. aksi yang disebut sebagai simbol perlawanan masyarakat terhadap ketidakadilan yang dirasakan dalam pengelolaan proyek tambang.
Harun Alulu, Ketua Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Pohuwato (KPMIP) Cabang Limboto, menilai bahwa persoalan ini merupakan akumulasi dari kegagalan komunikasi dan kepemimpinan di tingkat manajemen perusahaan.
“Pernyataan Direktur Boyke yang menyebut masyarakat sebagai bagian dari ‘keluarga besar perusahaan’ ternyata tidak lebih dari retorika. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat justru dipinggirkan dari proses dan manfaat proyek,” tegas Harun.
Lebih lanjut, Harun menilai, jika perusahaan sungguh ingin meredam konflik dan membangun kembali kepercayaan publik, maka langkah pertama yang harus diambil adalah mengganti direktur yang saat ini menjabat.
“Ini bukan soal personal, tapi soal kepercayaan publik dan masa depan proyek. Ganti direktur adalah langkah strategis untuk membuka jalan rekonsiliasi,” ujarnya.
Selain persoalan sosial, nama Boyke Poerbaya Abidin juga terseret dalam isu dugaan suap kepada Ketua DPRD Provinsi Gorontalo. Meskipun uang yang diduga diberikan disebut telah ditolak, isu ini memperburuk persepsi publik terhadap integritas manajemen perusahaan.
Harun Alulu mewakili suara mahasiswa dan masyarakat akar rumput meminta para pemegang saham terutama kepada Bapak Garibaldi Thohir dan Santoso Kartono untuk tidak menutup mata terhadap kondisi ini.
“Kami mendesak kepada Garibaldi Thohir dan Santoso Kartono untuk memecat Boyke Poerbaya Abidin dan mengevaluasi menyeluruh, termasuk restrukturisasi manajemen, demi menjamin keberlanjutan proyek tambang yang seharusnya menjadi sumber kesejahteraan, bukan sumber konflik,” pungkas Harun. (Arb)