LENSA.TODAY, -(GORONTALO)- Beredar Video viral seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo berinisial WM, yang terang-terangan menyebut dirinya “merampok uang negara” untuk bersenang-senang ke Makassar bersama seorang wanita, adalah tamparan keras bagi wajah lembaga legislatif.
Pernyataan tersebut bukan sekadar candaan tak bermoral, melainkan bentuk pelecehan terhadap rakyat yang menitipkan amanah pada wakilnya di kursi dewan.
Sebagai wakil rakyat, WM semestinya menjaga marwah lembaga DPRD. Namun apa yang ditunjukkan dalam video itu justru menelanjangi mental korup, arogan, dan tidak peka terhadap penderitaan rakyat.
Di tengah situasi ekonomi masyarakat Gorontalo yang masih sulit, ucapan tentang “merampok uang negara” seolah mengonfirmasi bahwa sebagian politisi memang menjadikan jabatan hanya sebagai jalan pintas untuk memperkaya diri.
Lebih memalukan lagi, WM adalah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai yang selama ini mengklaim berdiri di garis depan membela wong cilik.
Ironisnya, kader partai yang membawa jargon kerakyatan justru menertawakan kemiskinan negara, bahkan dengan bangga mengaku masih akan duduk hingga 2031.
Jika PDIP Gorontalo tidak segera bersikap tegas, publik berhak menilai partai ini ikut membiarkan praktik politik busuk di tubuh legislatif.
Rakyat tidak butuh klarifikasi basa-basi, melainkan tindakan nyata, pecat, proses hukum, dan buka secara transparan sumber dana yang disebut-sebut digunakan dalam rekaman tersebut.
Skandal ini harus menjadi momentum bagi publik Gorontalo untuk membuka mata, bahwa tidak semua wakil rakyat pantas duduk di kursi DPRD.
Partai politik sebesar PDIP tidak boleh cuci tangan. Jika tidak berani mengambil langkah tegas terhadap kader bermasalah, maka wajar bila publik menilai PDIP hanya pandai beretorika, tapi gagal menjaga integritas kadernya di daerah.
Rakyat Gorontalo muak dengan wakil rakyat yang mabuk kekuasaan. Sudah saatnya DPRD bersih dari politisi yang menjadikan uang negara sebagai bahan tertawaan. (Arb)









