LENSA.TODAY, -(GORONTALO)- Aktivis Gorontalo, Andi Taufik, melontarkan kecaman keras terhadap pengusaha tambang ilegal Marten Basaur yang dinilai semakin arogan karena kasus hukumnya mandek di Polda Gorontalo.
Menurut Andi, alih-alih menunjukkan itikad baik, Marten justru terus memprovokasi publik melalui media sosial dengan narasi seakan dirinya kebal hukum.
“Yang dilakukan Marten Basaur bukan hanya merusak lingkungan lewat tambang ilegalnya, tetapi juga merusak wibawa kepolisian. Dia sengaja berkoar di media sosial, menantang aparat, dan melecehkan marwah hukum di Gorontalo,” tegas Andi Taufik, Minggu (8/9/2025).
Ia menilai, gaya Marten yang terus memprovokasi publik tidak bisa lagi ditolerir. Jika dibiarkan, kata Andi, masyarakat akan menilai bahwa kepolisian tak berdaya menghadapi seorang pengusaha tambang ilegal.
“Bayangkan, seorang penambang ilegal bisa sesumbar seakan hukum tidak berlaku baginya. Kalau ini terus dibiarkan, kepercayaan rakyat terhadap Polri akan runtuh hanya karena ulah satu orang,” sambungnya.
Andi pun mendesak Kapolda Gorontalo yang baru agar menjadikan kasus Marten sebagai ujian pertama kepemimpinannya. Ia menekankan, penegakan hukum terhadap Marten adalah harga mati demi menjaga martabat institusi.
“Kapolda baru harus berani menindak. Jangan sampai rakyat melihat Polri tunduk pada Marten Basaur. Jangan sampai Gorontalo terus dipermalukan oleh ocehan provokatif seorang penambang ilegal,” ujarnya.
Lebih jauh, Andi juga menyinggung bahwa Gubernur dan DPRD Provinsi Gorontalo tidak boleh tutup mata terhadap dampak tambang ilegal yang dijalankan Marten. Menurutnya, jika pemerintah daerah berdiam diri, maka publik bisa menganggap mereka turut melindungi praktik ilegal tersebut.
Andi memastikan, dirinya bersama elemen mahasiswa dalam waktu dekat akan menggeruduk Polda Gorontalo untuk menuntut penyelesaian kasus ini.
“Ini bukan hanya soal hukum, ini soal harga diri daerah. Gorontalo tidak boleh terus diinjak-injak oleh Marten Basaur dengan gaya provokatifnya. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu,” pungkasnya. (Arb)