LENSA.TODAY, -(GORONTALO)- Wajah Kabupaten Gorontalo dipenuhi baliho bertuliskan kritik keras terhadap sikap arogansi Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II Gorontalo. Gerakan ini merupakan lanjutan dari aksi demonstrasi yang dipimpin oleh aktivis Gorontalo, Andi Taufik, bersama sejumlah mahasiswa dan elemen masyarakat sipil dalam menyampaikan aspirasi masyarakat pesisir danau limboto.
Pemasangan baliho tersebut bukan sekadar bentuk protes visual, melainkan ekspresi kekecewaan mendalam atas tindakan seorang pejabat publik yang dinilai tidak mencerminkan etika kepemimpinan.

“Ini adalah suara hati kami sebagai aktivis yang peduli. Kami kecewa. Kami marah. Tapi kami memilih menyalurkannya secara damai dan bermartabat,” ungkap Andi Taufik.
Menurutnya, sikap seorang pemimpin bukan hanya diukur dari jabatan atau kuasa, melainkan dari kerendahan hati untuk mengakui kesalahan dan keberanian untuk bertanggung jawab.
“Seorang pemimpin yang baik bukanlah dia yang kebal kritik dan bersembunyi di balik jabatannya. Permintaan maaf harus datang dari dirinya sendiri, bukan lewat perwakilan. Itu bukan hanya soal formalitas namun hal itu soal integritas,” tegas Andi.
Andi juga menegaskan bahwa dalam waktu dekat, gerakan ini berencana menggelar aksi lanjutan di kantor BWS Gorontalo, jika permintaan maaf terbuka tidak juga disampaikan langsung oleh kepala balai.
“Kami tidak mencari sensasi. Kami hanya ingin mengingatkan, bahwa kekuasaan ada batasnya, dan rakyat punya suara. Jika kepala balai tidak juga menunjukkan sikap yang layak, kami akan datang bukan dengan kemarahan, tapi dengan tekad untuk menjemput keadilan,” tutupnya. (Arb)









