LENSA.TODAY, -(GORONTALO)- Wajah penegakan hukum di Gorontalo kembali tercoreng setelah mencuatnya dugaan serius keterlibatan putra kandung Bupati Bone Bolango, Ismet Mile, dalam penyalahgunaan narkoba.
Desakan publik semakin menguat, bukan hanya kepada aparat kepolisian, tetapi juga langsung dialamatkan kepada sang bupati yang dinilai diam dan tidak menunjukkan sikap tegas terhadap kasus yang menyeret keluarganya sendiri.
Aktivis Gorontalo, Andi Taufik, secara terang-terangan meminta Ismet Mile bertanggung jawab secara moral dan politik, serta segera menyerahkan putranya untuk diproses secara hukum.
“Ini bukan hanya soal hukum, ini soal integritas seorang pemimpin. Kalau benar anak Anda terlibat narkoba, Pak Ismet, maka Anda punya tanggung jawab untuk tidak melindunginya. Serahkan ke aparat hukum! Jangan jadikan kekuasaan sebagai tameng,” tegas Andi kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).
Andi menilai sikap diam Bupati Ismet Mile justru memperburuk situasi dan membuka ruang bagi publik untuk berspekulasi bahwa ada upaya perlindungan kekuasaan di balik lambatnya penanganan kasus ini. Ia menekankan bahwa kepemimpinan tanpa keberanian menegakkan nilai keadilan justru menciptakan krisis moral di tengah masyarakat.
“Bagaimana rakyat percaya pada pemerintah daerah kalau anak pejabat yang diduga kuat terlibat narkoba justru dilindungi? Ini preseden berbahaya! Jangan sampai Bone Bolango dikenal bukan karena prestasi, tapi karena hukum yang tumpul terhadap keluarga penguasa,” lanjutnya.
“Kalau rakyat kecil langsung ditangkap hanya karena hasil tes urine positif, kenapa anak pejabat belum disentuh? Ismet Mile harus berhenti bungkam. Ini waktunya menunjukkan bahwa Anda pemimpin, bukan hanya kepala keluarga,” sambung Andi dengan nada tajam.
Andi juga menyindir ketidakhadiran transparansi dari pihak aparat penegak hukum, namun Andi menegaskan bahwa tekanan utama kini ada di pundak Ismet Mile. Jika seorang bupati tidak bisa bersikap adil dalam keluarganya sendiri, maka layak dipertanyakan kapasitasnya dalam memimpin daerah.
“Kepemimpinan diuji bukan saat nyaman, tapi saat ada konflik kepentingan seperti ini. Jika Anda memilih diam, maka Anda sedang menukar kepercayaan rakyat dengan loyalitas buta pada keluarga,” pungkasnya. (Arb)








