LENSA.TODAY, -(KABGOR)- Kejaksaan Negeri Kabupaten Gorontalo baru saja menorehkan catatan hangat dalam sejarah peringatannya atas Hari Lahir Kejaksaan Republik Indonesia yang ke-80. Di balik gemerlapnya serangkaian kegiatan dan pekan olahraga yang digelar dengan penuh semangat, terselip satu benang merah yang patut diapresiasi yakni gaya kepemimpinan Dr. Abvianto Syaifulloh yang humanis, inklusif, dan membumi.
Bukan sekadar peringatan seremonial, HUT Kejaksaan tahun ini menjelma menjadi momentum penting untuk memperkuat kebersamaan dan solidaritas antarpegawai Kejaksaan. Di bawah komando Dr. Abvianto, pekan olahraga disulap menjadi ruang silaturahmi yang sarat makna dan diisi bukan hanya dengan kompetisi, tetapi juga tawa, persaudaraan, dan semangat gotong royong.

Sejumlah perlombaan digelar, mulai dari futsal, hingga lomba-lomba tradisional seperti estafet sarung dan tarik tambang. Atmosfer yang tercipta begitu inklusif di setiap pegawai diberi ruang untuk terlibat, berbaur tanpa sekat jabatan.
Hal ini menunjukkan bahwa di Kejari Kabupaten Gorontalo, kerja kolektif dan nilai kekeluargaan menjadi prioritas bukan sekadar jargon institusional.
Sebagaimana sambutan dari Sang Dr. Abvianto yang menggarisbawahi esensi acara ini adalah membangun kekompakan dan soliditas internal, bukan hanya mencari pemenang. Dalam situasi sosial yang makin menuntut pelayanan publik yang transparan dan manusiawi, pendekatan seperti inilah yang semestinya dikedepankan oleh pemimpin lembaga penegak hukum.
Lebih jauh, tema “Transformasi Kejaksaan Menuju Indonesia Maju” tidak hanya dijadikan hiasan spanduk. Di Kabupaten Gorontalo, tema itu nyata dirasakan dalam langkah-langkah sederhana tapi berdampak seperti menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan integritas di lingkungan kerja.
Maka, tak berlebihan jika dikatakan bahwa peringatan HUT Kejaksaan ke-80 kali ini adalah refleksi dari wajah Kejaksaan yang lebih inklusif dan berempati. Di tengah tantangan kepercayaan publik terhadap institusi hukum, langkah-langkah kecil seperti ini justru menjadi cikal bakal pembaruan yang lebih besar.
Sang Dr. Abvianto Syaifulloh, dengan pendekatannya yang tenang namun bersahaja, telah menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan tentang seberapa keras seseorang memimpin, melainkan seberapa dalam ia bisa menyentuh hati orang-orang yang dipimpinnya. (Arb)