LENSA.TODAY, -(GORONTALO)- Ketegangan yang terjadi di tubuh Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Gorontalo semakin mengkhawatirkan. Konflik antara Ketua dan Wakil Ketua PMI Kabupaten memicu keprihatinan serius dari jajaran pengurus PMI di tingkat kecamatan.
Sebagai respons atas kondisi tersebut, sebanyak 17 Ketua PMI Kecamatan dari seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo menggelar pertemuan untuk membahas nasib organisasi kemanusiaan tersebut.
Dalam pertemuan itu, seluruh Ketua PMI Kecamatan sepakat mengusulkan digelarnya Musyawarah Luar Biasa (Muslub) sebagai langkah penyelamatan organisasi. Mereka menilai situasi internal PMI Kabupaten Gorontalo tidak lagi kondusif untuk menjalankan tugas kemanusiaan secara profesional.
“Ini bentuk keprihatinan kami. PMI adalah organisasi kemanusiaan yang seharusnya bebas dari konflik pribadi dan kepentingan politik. Kami menginginkan perbaikan demi kelangsungan kerja-kerja kemanusiaan yang profesional dan solid,” ujar salah satu Ketua PMI Kecamatan yang hadir.
Sebagai bentuk konkret dari aspirasi tersebut, 17 Ketua PMI Kecamatan menandatangani surat desakan pelaksanaan Muslub dan berencana menyerahkannya secara resmi kepada pengurus kabupaten, khususnya panitia yang telah dibentuk untuk mempercepat proses Muslub.
Langkah ini menyusul 14 surat desakan dari kecamatan yang telah masuk sebelum pelaksanaan rapat kerja pada 23 Juli lalu, menunjukkan bahwa desakan Muslub telah berlangsung cukup lama dan mendapat dukungan luas di tingkat bawah.
Menanggapi isu kepemimpinan ke depan, salah satu perwakilan forum mengungkapkan bahwa mereka telah menyiapkan calon Ketua baru. “Sudah ada, tapi nanti kita tunggu tanggal mainnya,” ujarnya singkat.
Para pengurus kecamatan berharap agar desakan ini segera ditanggapi oleh pihak terkait demi mengembalikan marwah, netralitas, dan soliditas PMI Kabupaten Gorontalo sebagai lembaga yang fokus pada misi kemanusiaan, bukan kepentingan pribadi atau politik. (Arb)