LENSA.TODAY, -(NASIONAL)- Tidak banyak yang bisa menyatukan semangat ekonomi kerakyatan dan hiburan yang membumi dalam satu panggung yang sama. Namun itulah yang terjadi pada 2 Juli 2025, di acara penutupan Gebyar Koperasi & UKM Kutai Timur, ketika sosok Kk Ilo’o naik ke atas panggung dan berhasil menyulut energi baru bagi ribuan penonton yang hadir.
Nama Kk Ilo’o mungkin belum lama terdengar di kancah musik nasional, tapi bagi para penikmat musik lokal dan penonton yang hadir malam itu, penyanyi berdarah Gorontalo ini jelas bukan sekadar pengisi acara biasa.

Dengan lagu andalannya “Harapan yang Pupus” rilisan Mahakarya Musikindo. Kk Ilo’o menyuguhkan bukan hanya suara, tapi jiwa.
Lagu itu terasa seperti potongan kisah banyak orang, sederhana, pilu, tapi kuat.
Menariknya, pria yang dulu dikenal dengan nama Irawan Tilome ini bukan hanya tampil sebagai musisi, tapi juga sebagai simbol harapan.
Dalam suasana yang dirayakan untuk para pelaku usaha kecil dan koperasi, kehadiran musisi seperti Kk Ilo’o seolah menjadi bukti bahwa semangat berkarya tidak hanya tumbuh di pasar dan kantor, tapi juga di panggung-panggung rakyat.
“Saya sangat berterima kasih dan bahagia,” ujar Kk Ilo’o, usai menerima mandat langsung dari Bapak Firman Wahyudi, Ketua Panitia sekaligus Kabid Kelembagaan Diskop UKM Kutim.
Ucapan itu bukan sekadar formalitas. Ia juga secara khusus menyebut Boss Entertainment dan seluruh tim yang menurutnya telah memperlakukannya dengan penuh kekeluargaan dan sebuah nilai yang sangat selaras dengan semangat UKM.
Penampilan Kk Ilo’o malam itu tidak hanya menghibur. Ia menyentuh. Ia menggugah. Dan di balik sorot lampu panggung, kita melihat lebih dari sekadar seorang penyanyi. kita melihat simbol dari perjuangan kreatif anak daerah yang perlahan tapi pasti menapaki jalannya sendiri.
Jika benar Kk Ilo’o akan segera merilis single terbaru dalam waktu dekat, maka itu bukan hanya kabar baik bagi dunia musik. Itu adalah penegasan bahwa musik lokal punya masa depan, dan Kutai Timur sudah menyaksikan salah satu buktinya lebih dulu. (Arb)