Oleh : Amartya Nathaniela Amaris
LENSA.TODAY, -(KAMPUS)- Dalam rangka pengendalian inflasi dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok Pada Sabtu, 2 Agustus 2025, bertempat di ruang kelas SDN 7 Batudaa Pantai, telah berlangsung kegiatan Pasar Murah Biluhu Timur yang diselenggarakan oleh tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada wilayah Pesisir Gorontalo, bekerjasama dengan Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo yang dikoordinasikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gorontalo.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Bupati Kabupaten Gorontalo dan dihadiri oleh jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Gorontalo dan dipantau langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gorontalo Dr. Victor Asiku.
Kehadiran para pejabat daerah tersebut menunjukkan dukungan konkret dari pemerintah dalam memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat, terutama di daerah pesisir yang rentan terhadap fluktuasi harga bahan pokok.
Sebanyak 750 paket sembako disediakan dalam kegiatan ini, masing-masing berisi tujuh komoditas pokok, yaitu beras 5 kilogram yang dijual seharga Rp25.000, gula pasir 1 kilogram seharga Rp10.000, minyak goreng 1 liter seharga Rp10.000, telur ayam sebanyak 10 butir seharga Rp10.000, cabai rawit 0,25 kilogram seharga Rp10.000, bawang merah 0,5 kilogram seharga Rp10.000, dan ayam broiler 1 ekor seharga Rp20.000.
Jika dibandingkan dengan harga pasar biasa, total nilai komoditas dalam satu paket diperkirakan mencapai sekitar Rp245.000. Namun, dalam program ini, seluruh paket dijual hanya seharga Rp95.000, memberikan potongan harga hingga ±60 persen. Subsidi besar ini menjadi bentuk nyata kepedulian pemerintah dan mitra pelaksana terhadap kondisi ekonomi masyarakat, terutama di tengah tantangan inflasi dan ketidakpastian harga bahan pokok yang sering kali menyulitkan kelompok rentan.
Tingginya antusiasme masyarakat terlihat dari habisnya seluruh 750 paket sembako hanya dalam waktu singkat. Antrean panjang warga sejak pagi hari menunjukkan tingginya kebutuhan akan akses bahan pokok dengan harga terjangkau. Kegiatan ini bukan hanya membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan dasar, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap stabilitas sosial dan ekonomi lokal.
Dengan memberikan kemudahan akses terhadap sembako bersubsidi, program ini turut mengurangi potensi ketimpangan dan meningkatkan rasa keadilan sosial di tengah masyarakat desa. Selain itu, pelaksanaan pasar murah ini sekaligus menjadi ajang interaksi langsung antara pemerintah daerah dan masyarakat, memperkuat hubungan yang konstruktif dalam konteks pembangunan berbasis komunitas.
Kedepan, diharapkan program seperti ini dapat menjadi agenda rutin pemerintah daerah, terutama saat menghadapi situasi krisis harga pangan atau menjelang hari-hari besar keagamaan. Perluasan cakupan lokasi penyelenggaraan, penambahan jumlah paket, serta perbaikan sistem distribusi agar lebih efisien dan tepat sasaran merupakan beberapa poin penting yang dapat dipertimbangkan oleh penyelenggara.
Lebih dari sekadar distribusi bahan pangan murah, kegiatan ini diharapkan mampu membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya intervensi ekonomi berbasis subsidi dan peran aktif komunitas dalam memperkuat ketahanan sosial ekonomi jangka panjang. Sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan warga seperti yang tercermin dalam Pasar Murah Biluhu Timur ini merupakan contoh praktik baik yang layak dikembangkan di berbagai wilayah lain di Indonesia.
