LENSA.TODAY, -(GORONTALO)- Dokter berinisial IH akhirnya angkat bicara untuk mengklarifikasi peristiwa yang memicu polemik dengan mahasiswa Profesi Ners Universitas Negeri Gorontalo (UNG), yang terjadi di salah satu ruang operasi rumah sakit tempatnya bertugas.
Klarifikasi ini disampaikan sebagai tanggapan atas desakan dan dari Aliansi Mahasiswa Kesehatan Gorontalo yang menilai sikap IH sebagai bentuk arogansi dan pelecehan terhadap dunia pendidikan.
Dalam keterangannya kepada awak media, dokter IH menegaskan bahwa tidak ada maksud untuk melarang mahasiswa belajar, apalagi merendahkan profesi perawat. Ia menjelaskan bahwa insiden itu berawal dari ketidaksesuaian prosedur yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa, meskipun sebelumnya ia sudah memberikan arahan secara lisan.
“Sebelumnya saya sudah menyampaikan kepada mereka dengan baik, ‘Silakan kalian belajar dan beraktivitas di ruangan ini, tapi jangan masuk ke kamar operasi, karena Di ruang tersebut maksimal hanya 6 orang.’ Itu aturan baku demi menjaga keselamatan pasien dan sterilitas,” ungkap dokter IH.
Namun, menurut IH, arahan tersebut tidak diindahkan oleh mahasiswa, yang justru tetap berada di dalam kamar operasi saat persiapan pelaksanaan operasi terhadap pasien.
“Ketika saya melihat mereka tetap masuk dan berada dalam kamar operasi, tentu saya kaget dan sempat emosi. Itu tindakan yang sangat berisiko, baik untuk pasien maupun untuk mereka sendiri,” tegasnya.
IH mengaku bahwa reaksi spontan tersebut muncul karena keprihatinan dan tanggung jawab profesional, bukan karena niat untuk mempermalukan mahasiswa. Ia juga menyampaikan permohonan maaf jika nada bicara atau sikapnya dinilai kurang tepat.
“Saya tidak anti terhadap mahasiswa. Justru saya ingin mereka belajar dengan baik, tapi dengan disiplin yang tinggi, apalagi di ruang tindakan operasi. Kalau cara penyampaian saya menyinggung, saya mohon maaf. Tapi konteksnya adalah keselamatan pasien dan teguran atas pelanggaran prosedur,” pungkasnya. (Arb)








