LENSA.TODAY, -(KABGOR)- Dugaan polemik pembongkaran plat duiker yang diduga dibongkar oleh karyawan Pabrik PT. PG Tolangohula menuai protes dari masyarakat Molohu, Dusun Sakura, Kecamatan Tolangohu. Pasalnya, plat duiker tersebut dibangun oleh tokoh masyarakat yang berada di wilayah tersebut.
Hal tersebut terungkap saat sejumlah masyarakat yang dipimpin oleh Lifian Buyung Gadang mencegat mobil Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo Syam T. Ase saat menuju ke Kecamatan Asparaga dalam rangka menghadiri kegiatan penutupan STA CUP.

Sebagaimana disampaikan Lifian kepada Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo bahwasanya masyarakat Dusun Sakura, Desa Molohu merasa keberatan serta tidak menerima prilaku dari sejumlah oknum yang diduga sebagai karyawan PT. PG Tolangohula yang membongkar plat duiker dengan menggunakan alat berat (excavator) milik pabrik tersebut.
Adapun yang diduga melakukan pembongkaran plat duiker yang berada di Dusun Sakura, Desa Molohu yakni Rustam Laduyo bertindak sebagai operator excavator, Zul, Wongkar serta ibu intan.

Menanggapi keluhan masyarakat tersebut Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo Syam T. Ase merasa tidak menerima perlakuan yang diduga dilakukan oleh karyawan PT. PG Tolangohula yang terkesan menjajah masyakarat Boliyohuto Cs.
” Nah, saya pada saat berkunjung ke Asparaga di cegah oleh masyarakat diperlihatkan kejadian pembongkaran plat duiker yang diduga dilakukan oleh Pabrik Gula, Setelah kita tanya alasannya apa ternyata karena masyarakat menggunakan jalan yang di klaim oleh Pabrik Gula bahwa itu jalan mereka, jalan milik mereka,” ucap Ketua DPRD Kabgor.
” Pertanyaannya, kalau Pabrik Gula sudah mengklaim bahwa itu jalan milik mereka dan tidak bisa digunakan oleh rakyat Tolangohula, maka pertanyaan saya apakah kalau mereka juga kita perlakukan hal yang sama tidak boleh menggunakan jalan-jalan di Kabupaten apakah mereka bisa terima?,” ucap Syam dengan Nada Kesal.
Sehingga dalam dugaan polemik tersebut, ada berapa hal yang harus segera dilakukan oleh Pabrik Gula Yakni :
1. Segera perbaiki kembali plat duiker tersebut.
2. Jangan memperlakukan lagi rakyat seperti itu.
3. Jangan lagi membentur-benturkan antar sesama masyarakat.
” Jika Pihak PT. PG Tolangohula tidak mengindahkan apa yang saya sampaikan ini, maka saya bisa pastikan, sebagai wakil rakyat saya adalah orang terdepan yang akan memimpin para kepala-kepala desa dan rakyat untuk kita halangi mobil-mobil pabrik gula untuk melintasi jalan-jalan yang ada di desa, karena sudah tidak sesuai lagi dengan apa yang menjadi visi misi Pabrik Gula saat masuk diwilayah Kabupaten Gorontalo,” tegas Syam T. Ase.
Terakhir Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo menekankan bahwa dalam jangka waktu dekat ini akan mengundang para Kepala-Kepala Desa yang memiliki lokasi perkebunan serta akan memanggil pihak PT. PG Tolangohula untuk dilakukan Rapat Dengan Pendapat (RDP).
” Insya”Allah untuk menindaklanjuti ini kita akan agendakan RDP pada Selasa, 7 Februari 2023. dan saya akan undang seluruh kepala desa yang ada di Boliyohuto cs, minimal di seluruh wilayah yang ada lokasi penanaman tebu, kita akan bicarakan disana. kita ingin dengar apakah komitmen mereka pada saat awal membangun pabrik ini masih seiring dengan visi mensejahterakan rakyat atau tidak. Jika sudah tidak sevisi lagi, ya terpaksa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah terhadap pabrik juga harus ada demi melindungi rakyat yang ada di Buliyohuto cs,” pungkas Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo, Syam T. Ase. (Arb)