LENSA.TODAY, -(GORUT)- Program Rehabilitasi hutan dan lahan yang berada di Desa Tombulilato, Kecamatan Atinggalo akhirnya mendapat solusi.
Hal tersebut terungkap karena adanya mis komunikasi dengan Ketua Kelompok saat di hubungi melalui via telepon seluler.
Kepada Media ini, Presiden BEM UG Man’ut Ishak menjelaskan bahwa berdasarkan hasil koordinasinya dengan pihak KPH Gorut serta Ketua Kelompok Pecinta Alam bahwasanya dugaan perbedaan pendapat antara pernyataan Ketua KPH dengan Ketua Kelompok diakibatkan adanya ketua kelompok yang sudah gugup menjawab berbagai pertanyaan.
” Alhamdulillah, terkait dugaan polemik kemarin ternyata hanya mis komunikasi saja, semestinya pak ketua kelompok santai saja,” ungkapnya.
Selain itu juga, terkait dugaan yang lebih memahami persoalan teknis adalah pihak KPH, memang harus seperti itu, karena program RHL tersebut adalah tanggung jawab dari pihak KPH itu sendiri.
” Jadi kemarin itu bukan persoalan saya membanding-bandingkan, akan tetapi jika dilihat dari penjelasan Ketua kelompok, terlihat bahwa ketua kelompok itu memang gugup dalam berbicara dalam bahasa indonesia baku. Padahal dia mengetahuinya,” jelasnya.
Olehnya, dirinya berharap kepada Ketua dan anggota kelompok pecinta alam agar kiranya mendukung program tersebut dan teruslah berkoordinasi dengan pihak KPH Gorontalo Utara demi suksesnya program RHL yang berada di Desa Tombulilato.
” Bagi ketua dan anggota kelompok tetap berkoordinasi dengan pihak KPH, karena 3 sampai 4 tahun kedepan yang diuntungkan dalam segi ekonomi bukanlah KPH akan tetapi masyarakat Tombulilato itu sendiri,” pungkasnya.