LENSA.TODAY, POHUWATO – Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato mencanangkan Gerakan Nasional Aksi Bergizi (GNAB) tingkat Kabupaten Pohuwato, di lapangan SMA Negeri 1 Marisa, Rabu (26/10/2022).
Dalam aksi bergizi ini dilaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat edukatif bagi para remaja, antara lain senam bersama, sarapan sehat bersama, dan aksi minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara serentak oleh ribuan pelajar yang hadir.
“Seperti kita ketahui bersama bahwa hari ini adalah pencanangan secara nasional aksi bergizi. Alhamdulillah, dari 500 lebih Kabupaten Kota, Kabupaten Pohuwato ikut berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif dalam aksi kali ini,”kata Kadis Kesehatan Kabupaten Pohuwato, Fidi Mustafa, dalam wawancara eksklusif.
Untuk Kabupaten Pohuwato sendiri, kata Fidi, dicanangkan di 5 sekolah, diantaranya di SMA Negeri 1 Marisa, di SMPN 1 Marisa, MTs Al-Mubaraq, SMAN 1 Randangan dan SMPN 3 Popayato Timur. Jadi, secara keseluruhan kita mencanangkan di 5 sekolah dan kedepan akan berusaha untuk semua sekolah aktif untuk melakukannya.
“Saya mengapresiasi secara positif aksi bergizi ini. Karena memang seperti kita ketahui khususnya untuk mereka remaja kompleksitas permasalahan remaja yang memang kita harus tangani, utamanya kaitan dengan gizi, ada beberapa persoalan yang harus kita selesaikan,”ucap Fidi
Menurut Fidi, masa remaja adalah masa yang krusial. Karena setelah mereka remaja memasuki dewasa kemudian berumah tangga, pola-pola perilaku ini akan terbawa. Jadi, jika mulai dibiasakan perilaku bergizi dari remaja, tentunya ketika dia dewasa dan berumah tangga itu akan terbawa dan pola perilaku itu akan terus terjaga sehingga kedepan juga untuk aksi penurunan stunting juga ikut terbawa.
“Karena kita ketahui bersama banyak persoalan-persoalan stunting justru karena ketidaktahuan orang tua, budaya yang keliru. Nah, dari remaja inilah mulai kita coba untuk menyelesaikan persoalan ini, dan itu dari sisi kompleksitas persoalan remaja. Apabila aktivitas-aktivitas dan pola hidup sehat tidak mulai ditanamkan, maka tidak menutup kemungkinan kedepan siswa kita akan mengalami masalah kesehatan ganda,”ujarnya.
Sehingga itu, dirinya mengapresiasi dan berharap aksi bergizi ini, tidak hanya ceremonial tapi bagaimana kita akan buat rencana aksi kedepan seperti apa pengembangannya.
“Mudah-mudahan bisa bekerjasama dengan DWP dan beberapa stakeholder yang ada. Agar nanti, ini bisa terpola dan tersistematis pelaksanaannya dan tentunya akan memudahkan kita mengevaluasi sejauh mana efektivitas dari intervensi yang kita lakukan,”terang Fidi lebih lanjut.
“Secara lebih konkrit, karena ini fokusnya pada remaja, maka maksimalisasi peran UKS untuk coba di tingkatkan lagi, karena aksi-aksi bergizi ini kita harapkan benar-benar hidup di setiap sekolah. Dan UKS saya pikir menjadi salah satu media yang efektif untuk kita memantau pelaksanaan aksi bergizi ini di sekolah-sekolah,”pungkasnya. (Mhd)