LENSA.TODAY, -(GORUT)- Terkait dugaan polemik terhadap Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan yang saat ini dilaksanakan di Kecamatan Atinggola khususnya Desa Tombulilato dalam seminggu kemarin sempat mendapatkan persepsi buruk ternyata tak seperti yang dibayangkan.
Pasalnya, kegiatan RHL yang berfokus pada penanaman tanaman buah itu mendapatkan berbagai respon positif dari seluruh masyarakat Desa Tombulilato hingga membuat program tersebut ditargetkan dalam kurun waktu 3 (Tiga) Tahun bisa menghasilkan hasil yang maksimal.
Saat diwawancarai awak media, Ketua Kelompok Pencinta Alam, Mustafa Mokodoto mengatakan bahwa persoalan adanya perbedaan statement antara dirinya dan KPH Wilayah IV Gorut terjadi karena adanya Miss Komunikasi dikarenakan saat itu diwilayah Desa Tombulilato mengalami gangguan jaringan.
“ Kemarin di Desa kami mengalami gangguan jaringan, sehingga ada beberapa komunikasi penting yang tidak sempat dijelaskan hingga menimbulkan persepsi-persepsi liar hingga terciptanya isu-isu yang sebenarnya tidak sesuai kondisi dan fakta lapangan,” kata Mustafa
Mustafa pun mengatakan bahwa dirinya sangat optimis atas program RHL dari beberapa tanaman buah yang ditanam. Sebab saat ini Desa Tombulilato akan memiliki ciri khas dalam beberapa tahun kedepan.
“ Tinggal menunggu 3 hingga 4 Tahun kedepan kami dari Desa Tombulilato akan memiliki ciri khas Desa buah. Yang jelas d ini sangat memengaruhi peningkatan sumberdaya alam (SDA) kita maupun pertumbuhan ekonomi masyarakat, sehingga kami sangat berterima kasih atas adanya program RHL juga atas saran pendapat serta petunjuk yang selalu diberikan oleh pihak KPH Gorut atas suksesnya program ini,” tandas Mustafa.
Ditempat terpisah, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah IV Gorontalo Utara, Irawati HZ. Adam berharap agar masyarakat petani yang ada di Desa Tombulilato Kecamatan Atinggola agar berfokus pada program RHL, hal tersebut dikatakan dengan mempertimbangkan keberhasilan program hingga terwujudnya manfaat ekonomi bagi masyarakat.
“ Saya berharap agar kelompok tekun untuk memelihara lahannya masing-masing, tidak usah terpancing dengan isu-isu dari luar,” ungkapnya.
” Apabila tanamannya bisa tumbuh dengan baik dan berhasil, toh nanti yang menikmati hasilnya adalah masyarakat petani yang ada di Tombulilato,” kata Ketua KPH
” Yang jelas kami akan terus melakukan peninjauan lokasi RHL secara rutin, itu akan kami lakukan agar kelompok lebih termotivasi dan menekuni apa yang mereka rawat dan jaga saat ini,” terangnya.
Irawati pun menambahkan bahwa KPH Wilayah IV Gorontalo Utara pun membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat petani dalam menyukseskan program RHL.
“ Sejatinya, program RHL ini memberikan manfaat sosial ekonomi konkrit kepada petani yang ada di Desa Tombulilato. Sementara tugas utaman kami, bagaimana merangkul petani agar mendukung dan terlibat penuh dengan program RHL,” imbuh Irawati.
” Melihat semua realitas itu sungguh tak terbantahkan. Yang menjadi landasan kami saat ini yakni memberikan motivasi dalam perubahan sikap mental untuk lebih memberikan ruang dan peluang kepada petani untuk mengembangkan potensinya,” jelasnya.
” Melalui RHL inilah yang menjadi mediator dengan pendekatan serta mengembalikan peran kami sebagai fasilitator. Sementara petani hutan sebagai eksekutor. Sembari terbangun sikap saling percaya dan saling mendukung satu sama lain. Semua untuk menemukan momentum terbaik melalui RHL swakelola yang berkelanjutan hari ini dan di masa depan.” Harap Irawati. (Arb)