LENSA.TODAY, -(GORONTALO)- Musyawarah Wilayah (Muswil) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) dan Forum Alumni HMI-Wati (Forhati) Provinsi Gorontalo telah resmi dibuka. Kegiatan musyawarah tersebut dihadiri oleh Pj. Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, Wali Kota Gorontalo Marten Taha, dan Bupati Gorontalo Utara Thariq Modanggu.
Ketua MW Kahmi Provinsi Gorontalo Dr. Rustam Hs. Akili mengucapkan terima kasih dan apresiasi tak terhingga kepada Anda semua keluarga besar KAHMI Gorontalo yang selama dua periode ini memberikan Amanah besar dan dukungan penuh kepada saya sebagai Ketua Majelis Wilayah Kahmi Gorontalo.
” Sepanjang periode kepengurusan ini, sudah banyak yang kita capai. Sebagian besar yang dicapai itu membesarkan hati kita semua,” Kata RA.
Di masa kepengurusan ini, kita bangga bahwa Graha Insan Cita berhasil tegak berdiri, berfungsi, dan membanggakan kita semua, keluarga besar HMI di Gorontalo.
” Dengan artefak ini, yang kita saksikan bukan semata bangunan fisik, tetapi terutama sebagai lambang nyata kebersamaan kita dan juga sebagai Penanda bahwa keputusan strategis organisasi dan kepemimpinan yang kita bangun telah berhasil menggalang (potensi) keluarga besar KAHMI untuk “bergerak Bersama” — memberi kontribusi sesuai kemampuan dan dengan cara masing-masing,” ucap Dr. Rustam Hs. Akili.
Adapun sebagian program yang lain masih harus kita terima sebagai fakta sukses yang tertunda antara lain yang sangat ideal adalah pendirian Politeknik. Perluasan program kegiatan rutin dan yang sifatnya strategis organisasi cukup banyak yang terganggu karena Pandemi Covid-19 selama hampir dua tahun.
Tantangan besar kita, Kahmi Gorontalo beberapa tahun terakhir ini, dan tampaknya masih terus berlanjut pada hari ini dan di masa depan adalah konsistensi kita untuk bisa bersatu mengerjakan misi Insan Cita HMI yang lebih progresif, mengabdikan dirinya untuk kemajuan daerah, bangsa dan Agama.
” Dalam banyak keadaan, keluarga besar HMI, cenderung kehilangan soliditas yang besar untuk berjuang bersama ketika harus menyikapi momentum-momentum strategis di daerah, bahkan di Republik ini,” urai RA.
Kepada Kader-kader HMI terbaik dan Kader potensial yang sudah terbukti konsisten kontribusinya dan jejak daya juangnya dalam menggerakkan perbaikan-perbaikan di masyarakat. Di sisi lain, kecendekiaan kader-kader HMI belum sepenuhnya menjadi kekuatan pembaruan yang terasa langsung manfaatnya oleh orang-orang kebanyakan.
” Sebagai kader bangsa, kita adalah “Kelas-menengah-terdidik” yang harus lebih membumi dengan gagasan-gagasan luhur yang menempatkan intelektualitas dan pendekatan ilmu pengetahuan guna menopang kebijakan publik, bahkan harus sebisa-mungkin mengarahkan orientasi politik nasional dan paradigma kebijakan baru yang benar-benar berdampak regional dan lokal di daerah,” imbuh RA.
Harapan besar saya, bahwa capaian-capaian kami selama dua periode kepengurusan ini, teruslah dikembangkan dengan dasar-dasar gagasan yang lebih kokoh dan aksi-aksi nyata Kahmi yang lebih strategis dan melembaga ke masa depan di daerah ini. Teruslah tampil dan menjaga Karakter dan Marwah ke-HMI
” Tugas serius kita adalah penguatan Kapasitas Organisasi KAHMI yang lebih responsif dengan perubahan generasi di HMI dan tantangan-tantangan baru di dunia kampus, orientasi organisasi kemahasiswaan, dan problematika kebangsaan kita di abad ini,” ucap RA.
Kahmi sewajarnya berdiri terdepan untuk mewadahi pembahasan-pembahasan yang lebih terbuka tentang kontribusi Islam yang lebih progresif untuk masa depan Indonesia yang lebih demokratis, khususnya di Gorontalo.
” Saya memandang bahwa Kita membutuhkan semacam Restorasi bagi “Etika Masa Depan” yang mampu menyentuh sisi-sisi keadilan bagi semua orang, pemenuhan hak-hak generasi baru saat ini, dan daya dukung politik dan kebudayaan yang menopang terwujudnya Negara Demokratis Indonesia yang sebenarnya,” urai RA.
Bagi kita, keluarga besar HMI, sistem pengkaderan merupakan agenda paling krusial ke masa depan. Guncangan zaman ini tidak bisa dihadapi dengan mentalitas lama, yang cenderung mengutamakan kelompok/kawanan sendiri, patron kepentingan dan klik politik jangka pendek, tetapi sangat terbatas membesarkan kapasitas organisasi, profesionalisme dan networking kader di bidang-bidang kerja yang lebih kompleks dan pengabdian profesional yang lebih luas.
” Sosok kader yang memiliki tradisi intelektual yang cukup, sosok Pengabdi-Pekerja organisasi yang rela berkorban, meluaskan jaringan dan beretos “membuka jalan” bagi kader-kader yang mampu menyatukan/mengayomi, dan yang mengarahkan prioritas kegiatan yang berdampak kepada kader-kader HMI dan memberi manfaat aktual kepada kemajuan daerah dan bangsa,” Pungkas Dr. Rustam Akili, SE.,SH.,MH. (Arb)