Minggu, 14 September 2025
LENSA TODAY
Advertisement
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ragam
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ragam
No Result
View All Result
LENSA TODAY
No Result
View All Result
Home Hiburan

Perselingkuhan Uang Dan Kekuasaan, Budaya Atau Hobi

REDAKSI by REDAKSI
in Hiburan, Ragam
0
Perselingkuhan Uang Dan Kekuasaan, Budaya Atau Hobi
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

LENSA.TODAY, -(OPINI)- Uang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya membutuhkan uang. Pernyataan tersebut menjadi falsafah hidup yang merasuki seluruh akivitas politisi kita. Uang tidak hanya menjadi alat tukar barang, tetapi uang juga telah mampu mengontrol totalitas kehidupan manusia dalam segala ruang.

Dalam politik, uang bagian dari kekuatan yang dapat mengantarkan kemenangan. Itulah yang kini merasuki segala institusi politik negeri ini.

Uang dan kekuasaan ibarat dua mata uang, tidak terpisahkan, tetapi saling menopang satu sama lain. Politik membutuhkan uang untuk mengatrol kemenangan, sementara uang membutuhkan politik sebagai kendaraan untuk memperoleh keuntungan (more money).

Dalam bahasa berbeda, penguasa membutuhkan pengusaha dan pengusaha membutuhkan penguasa. Sinergisitas keduanya akan memunculkan kekuatan luar biasa. Dalam percaturan politik Indonesia, tren take and give antara uang dan kekuasaan atau antara penguasa dan pengusaha begitu terlihat.

Karena itu, seorang yang ingin menjadi penguasa, dia harus mengeluarkan sekian triliun uang rupiah dari koceknya. Dengan demikian, hanya mereka yang berduit yang dapat berkompetisi merebut kemenangan. Tanpa uang, kekuasaan hanya menjadi angan yang mengawang.

Selain problem sistem politik, pergeseran sosial budaya masyarakat merupakan satu faktor yang membuka kans merapatnya kekuasaan kepada uang. Misalnya, kondisi masyarkat yang memuja banalitas dan artifisialitas, memaksa para politisi berpromosi seperti iklan. Sementara iklan membutuhkan biaya. Dus, tidak heran jika Amien Rais menerima dana DKP hanya untuk berkampanye di depan layar televisi.

Perselingkuhan uang dan kekuasaan, diakui atau tidak, merupakan bagian dari problem demokrasi yang belum dapat dieliminasi hingga saat ini. Di Amerika Serikat, uanglah yang menentukan kemenangan. Amy dan David Goodman (2004), misalnya, di dalam bukunya The Exception to The Rulers, membongkar konspirasi antara perusahaan minyak dengan George W. Bush untuk merebut kursi presiden di AS.

Pada lain sisi, Bush membutuhkan konglomerat untuk meraih kemenangan yang otomatis juga mendatangkan keuntungan (more money).

Begitu juga yang terjadi di negeri ini. Keterlibatan sejumlah pemimpin kita dalam kasus DKP merupakan bagian kecil dari sekian gundukan perselingkuhan kekuasaan. Dus, bisa saja penguasa memiliki kekuasaan yang tiada tara, tetapi ia tidak akan mempunyai kekuatan ketika berhadapan dengan uang.

Soeharto boleh saja tampak perkasa (baca: otoroter) di hadapan rakyatnya, tetapi keperkasaan itu luluh di hadapan gelimang harta. Dengan hak interpelasi, DPR boleh perkasa di hadapan eksekutif. Tapi, jangan harap mereka bersuara ketika uang sudah menginterupsi.

Logika dan sistem yang demikian barang tentu akan merontokkan segala-galanya. Kebenaran akan diukur seberapa jauh uang dapat diperoleh. Gerak langkah kekuasaan pun menjadi liar.

Parahnya, kenyataan tersebut semakin diperkuat oleh sistem perpolitikan kita. Kepartaian dalam demokrasi memaksa setiap orang yang bertarung di gelanggang politik untuk menyedekahkan sekian uangnya agar mendapat restu partai dan menempati urutan utama.

Syahdan, lengkap sudah kepungan uang dalam bahasa politik kita. Dengan demikian, ketika menjadi DPR, mereka mengabdikan diri pada uang, bukan kepada rakyat. Tidak heran jika DPR minta naik gaji sekalipun rakyat bawah dalam kondisi kelaparan.

Akhirnya, mereka yang tidak memiliki uang akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Sebab, dengan begitulah dia akan mendapatkan kemenangan. Di sinilah ruang dan peluang penyimpangan uang yang semestinya milik publik (res publica), justru digunakan untuk kepuasan pribadi (res privata), acap terjadi.

Seperti terlihat pada kasus DKP yang dijadikan modal berkampanye pada Pemilu 2004 lalu. Para politisi kita terjepit pada posisi hasrat berkuasa yang tidak terbendung, tetapi kemampuan modal sangat minim. Sementara, meraih kekuasaan membutuhkan uang yang banyak. Dus, menilap uang rakyat pun jadi solusi.

Karena itu, mengembalikan tanggung jawab perbaikan sepenuhnya pada individu pun belum tentu dapat dilakukan. Perlu ada perombakan sistem secara besar-besaran. Sinergi sistem dengan perbaikan individu para dewan akan menciptakan nuansa politik yang benar-benar berpijak pada suara nurani, bukan lagi pada keinginan pada money. Mengubah aturan politik dan menindak kejahatan korupsi mereka merupakan salah satu cara.

Bagaimanapun keterlibatan sejumlah anggota DPR dan politisi lain dalam masalah dana DKP merupakan contoh kecil dari keterbudakan para pemimpin kita oleh uang dan kekuasaan. Semuanya dapat dieliminasi jika ditopang dengan perombakan sistem serta pembenahan moral individu secara integral.

Penulis : Agus Hilman

Previous Post

Peringati Harlah Pancasila, Noval Katili : Mari Kita implementasikan Nilai Luhur Pancasila

Next Post

3 Orang Dosen Dapat Dana Hibah Penelitian Dari Kemdikbudristek, Termasuk Sang Rajawali Pendidikan Prof. Rustam Akili

REDAKSI

REDAKSI

Next Post
3 Orang Dosen Dapat Dana Hibah Penelitian Dari Kemdikbudristek, Termasuk Sang Rajawali Pendidikan Prof. Rustam Akili

3 Orang Dosen Dapat Dana Hibah Penelitian Dari Kemdikbudristek, Termasuk Sang Rajawali Pendidikan Prof. Rustam Akili

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Musorkab Koni Kabgor Dipimpin KONI Provinsi, Yoyon Adam : Teriak Aturan, Tapi Justru Diduga Tak Paham Aturan
Daerah

Musorkab Koni Kabgor Dipimpin KONI Provinsi, Yoyon Adam : Teriak Aturan, Tapi Justru Diduga Tak Paham Aturan

by REDAKSI
September 13, 2025
0

LENSA.TODAY, -(GORONTALO)- Polemik pemilihan Ketua KONI Kabupaten Gorontalo terus berlanjut. Alih-alih meredam, langkah KONI Provinsi Gorontalo...

Read more
Insiden Doorstop Jambi : Humas Seharusnya Jadi Mitra, Bukan Penghalang

Insiden Doorstop Jambi : Humas Seharusnya Jadi Mitra, Bukan Penghalang

September 13, 2025
Yoyon Adam, S.Hut Ajak Semua Pihak Bersatu Usai Pemilihan Ketua KONI Kabgor

Yoyon Adam : KONI Provinsi Jangan Asal Bicara, Tunjukkan Surat Resmi Koni Pusat!

September 13, 2025
IBCA MMA Resmi Hadir di Kabupaten Gorontalo, Hais Rahmola Nahkodai Kepengurusan 2025–2029

Dana Hibah KONI Provinsi Disorot, Grib Jaya Minta Kejati Gorontalo Telusuri Dugaan Korupsi

September 13, 2025
Aktivis Kecam Arogansi Marten Basaur, Desak Polda Bertindak Tegas

Peran Saka Nasional, Andi Taufik : Antara Pembinaan Generasi atau Panggung Birokrasi?

September 12, 2025
Load More
LENSA TODAY

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Browse by Category

  • Bengkalis
  • Daerah
  • DPRD Gorut
  • Edukasi
  • Gorontalo
  • Gorontalo Utara
  • Hiburan
  • Hukum & Kriminal
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Kabupaten Boalemo
  • Kabupaten Boalemo
  • Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
  • Kabupaten Bone Bulango
  • Kabupaten Bone Bulango
  • Kabupaten Gorontalo
  • Kabupaten Gorontalo Utara
  • Kabupaten Kampar
  • Kabupaten Pasuruan
  • Kabupaten Pohuwato
  • Kampus
  • Kota Batam
  • Kota Gorontalo
  • Kota Kotamobagu
  • Kota Manado
  • Kota Pekanbaru
  • Makassar
  • Malang
  • Nasional
  • Pemilu
  • Pendidikan
  • Politik
  • Ragam
  • Riau
  • Sulawesi Utara
  • Sulsel
  • Uncategorized

Recent News

Musorkab Koni Kabgor Dipimpin KONI Provinsi, Yoyon Adam : Teriak Aturan, Tapi Justru Diduga Tak Paham Aturan

Musorkab Koni Kabgor Dipimpin KONI Provinsi, Yoyon Adam : Teriak Aturan, Tapi Justru Diduga Tak Paham Aturan

September 13, 2025
Insiden Doorstop Jambi : Humas Seharusnya Jadi Mitra, Bukan Penghalang

Insiden Doorstop Jambi : Humas Seharusnya Jadi Mitra, Bukan Penghalang

September 13, 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

© Copyright 2025 - All rights reserved | Proudly Hosted by Hestek Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ragam

© Copyright 2025 - All rights reserved | Proudly Hosted by Hestek Media

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In