LENSA.TODAY, -(KOTA GORONTALO)- Kisruh internal Perumda Air Minum Muara Tirta Kota Gorontalo berujung saling lapor melapor. Hal itu dibuktikan beredarnya undangan klarifikasi dari pihak Aparat Penegak Hukum (APH) yang ditujukan terhadap salah satu karyawan Perumda Air Minum Muara Tirta.
Bahkan, diduga internal Perumda Air Minum Muara Tirta Kota Gorontalo telah terjadi kelompok-kelompok. Dugaannya, kelompok-kelompok tersebut ada yang pro dengan Direktur dan ada yang kontra.
Kepada Lensa.today, Direktur Perumda Air Minum Muara Tirta Kota Gorontalo Lucky Paudi menjelaskan bahwa konflik internal ini terjadi jauh sebelum dirinya menjabat. Menurutnya, konflik sebelumnya dirinya menjabat sebagai direktur sangat luar biasa.
“Konflik ini sudah lama, bahkan sebelum saya menjabat sungguh luar biasa konfliknya. jadi dibawah tahun 2020 itu sangat luar biasa problem yang ada di internal pdam ini waktu almarhum yang memimpin pdam ini sebelumnya,” jelas Lucky Paudi. Senin, (20/10/2024).
Selain itu juga, Lucky Paudi mengatakan bahwa dengan adanya berbagai problem yang dihadapinya, terdapat hikmah yang begitu luar biasa.
“Jadi pica soal kelompok ini memang di awal sudah terbentuk. Nah untuk menyatukan itu susah loh. dizaman saya kami jadi satu untuk membangun perusahaan ini. Alhmadulillah kami mendapat suport 7 miliar dana pen dari pemkot kemudian dana Dak dan alhmdulillah lahan dibelakang kantor pdam ini kita dapat karna dulu kita disini saling berhimpitan,” ucapnya.
“Sempat kami juga di gugat terkait lahan ini dan kita juga bersyukur itu. kalau tidak kita terlena karena setelah kami cari sertifikatnya itu tidak ada di kantor. sertifikat gedung kantor ini juga tidak ada. dengan adanya gugatan itu terbongkar semua, jadi kami cari dan kami dapat sertifikat itu disalah satu mantan kepala seksi di rumahnya itu di dalam dos, luar biasa hikmahnya,” sambung Direktur Lucky.
Tak hanya itu, Direktur Perumda Air Minum Muara Tirta Kota Gorontalo juga mengatakan bahwa dirinya menghadapi berbagai persoalan diinternal perumda tidak melibatkan staf.
“Kami bilang silahkan gugat sampai mereka dua kali kalah dengan kami dan saya tidak melibatkan staf-staf yang ada di kantor,” kata Lucky.
Nah, terkait dana pen yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kota Gorontalo, itu semua murni usulan dari kami melalui dinas PUPR. parahnya adalah ada yang bertanya apakah saya tidak dapat apa-apa?
“Dana pen itu kan usulan dari kami tetapi semuanya melalui PU. Tiba-tiba ada yang bertanya kepada saya masa pak direktur tidak dapat apa-apa sempat mereka cari tau. Bahkan saya sempat dipanggil di polda, dikejati artinya saya tidak pernah masuk campur disitu, walaupun ide pemikiran dari saya disini, dan satu orangpun staf saya tidak pernah saya memberitahu, dan dorang lupa bahwa yang saya buat ini demi kepentingan bersama dan perusahaan,” urai Direktur Lucky.
Terkahir dirinya menyampaikan kelompok-kelompok di internal perumda terjadi sejak dirinya menjadi direktur perumda.
“Mungkin ya, diawal ada gesekan antara mereka ingin lebih jauh mengurus perusahaan padahal ada batasan semua. saya menyampaikan kemereka ada tanggung jawab masing-masing. jadi okelah ketika kita cukuplah kalo salah kase bae bagitu mungkin itu gesekan yang saya bilang tadi. dan memang terkait laporan itu tidak ada nama saya disitu karena apa mereka tau saya punya model jadi tidak ada itu kelompok-kelompok di pdam kota gorontalo, tapi memang ada gesekan dari bawah hanya karna ingin melampui batas kewenangan dan karena dibatasi makanya ada saling baku iri antara satu sama lain sehingga saling menyerang,” pungkasnya. (Arb)