LENSA.TODAY, (GORONTALO) – Menepis pemahaman radikalisme, Kampus Institut Agama Islam Negri (IAIN Sultan Amai) Gorontalo, menjadi pusat kajian WorkShop Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Kalangan Pemerintahan dunia Pendidikan serta para Akademisi.
Andi Jufri mengatakan, kegiatan tersebut di gelar langsung oleh Pusat Studi Pancasila Agama dan Budaya (PUSPADAYA). tujuannya ialah menjadikan kajian ideologi pancasila menjadi landasan serta tolak ukur memahami konteks radikalisme.
“Ya itu positif, sehingga penyampaian yang di sampaikan oleh para narasumber tadi di respon baik oleh para peserta dan tadi juga banyak melahirkan gagasan-gagasan yang cukup bagus,” jelas Andi
“Artinya tadi di ruang diskusi ada Koptinifitas teman-teman bekerja, yang membandingkan konsep ideal yang di sampaikan oleh Narasumber dengan realitas di lapangan, juga terkait dengan pemahaman nilai-nilai pancasila di ruang publik itu sendiri,” terang Andi Jufri
Lebih lanjut Andi Jufri Menjelaskan, bahwa berfikir radikal itu positif dan itu merupakan cara berfikir filosofis. Yang kemudian secara teori berfikir radikal adalah berfikir sampai ke akar-akar persoalan.
“Akan tetapi jika hasil pemikiran tersebut menjadi isme dan cara berfikirnya menjadi eklusif serta cendrung menyalahkan orang lain maka itulah yang disebut Radikalisme,”ungkap Andi Jufri.
Sementara itu, Muhamad Sabrin sebagai Ketua Badan Pembinaan Idiologi Pancasila RI menguraikan, kegiatan tersebut di gelar sebagai ikhtiar BPIP sendiri dalam menyamakan pemahaman pancasila di kalangan akademisi serta para halayak.
“Workshop ini juga, akan di lanjutkan pada esok hari dengan menghadir kan dua narasumber, dan kita berharap ini akan mengarah pada dua hal, yang pertama yaitu memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya pancasila di aktualkan dalam percakapan publik serta bentuk pembelajaran. Dan yang ke dua yaitu di butuhkan jejaring bagaimana model BPIP itu sendiri di Daerah,” ujarnya.
Di BPIP juga di sampaikan Sabrin, ada Jaringan Panca Mandala (JPM) Yang melibatkan 5 unsur Komisi seperti unsur Pemerintah Daerah, unsur Pendidik atau Akademisi, Pelaku Bisnis, Ormas, serta penggiat media.
“Dengan Kolaborasi itulah di harapkan BPIP ini semakin terstruktur, dan juga mendapat dukungan dari masyarakat,” tukas Sabrin. (Mhd)