LENSA.TODAY, (GORONTALO) – Sampai saat ini, informasi terkait kasus kematian salah satu mahasiswa baru dari jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) di Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo belum mempunyai kabar yang pasti.
Sehingga sorotan untuk keterbukaan di hadapan publikpun terus menuai sorotan dari berbagai kalangan, bahkan dari keluarga korbanpun meminta agar pihak kampus terbuka dan komperatif menangani masalah kematian tersebut.
Kali ini, sorotan kepada pihak panitia dan pihak kampus IAIN Gorontalo datang dari salah satu Mahasiswa, yang tergabung dalam pengurus lembaga debat hukum konstitusi IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Mohammad Fadli, mahasiswa semester 5 ini pun kerap ikut memberikan rasa empati dan ke-Prihatinannya, terhadap masalah yang datang dari fakultas syari’ah.
Dimana dirinya menilai bahwa pihak panitia harus terbuka atas masalah yang terjadi dalam Diklat HMJ kemarin.
“Dengan adanya kasus kematian dari adik Hasan Saputra, yang meninggal pada saat Diklat HMJ. Tentunya ini adalah hal yg sangat disayangkan,”tutur Fadli kepada awak media ini, Sabtu (07/10/2023).
Karena menurut Fadli, sampai saat ini panitia dan pihak kampus bungkam terhadap kematian saudara Hasan Saputra Maba yang nahas meninggal dalam Diklat HMJ.
“Sebenarnya semua kebenaran faktanya ini ada di panitia diklat, karena secara pengkaderan mereka yang ada di TKP. Harusnya panitia diklat secepatnya adakan konferensi pers,”ungkap Fadli.
Fadli menjelaskan bahwa pada pasal 221 menyatakan, barangsiapa yg melakukan perbuatan menutupi tindak pidana yg dilakukan dengan cara dihancurkan, menghilangkan dan menyembunyikan barang bukti dan alat bukti maka ancamannya 4 tahun penjara.
“Dan saya harapkan juga ketika konferensi pers jangan ada yg ditutup-tutupi terhadap kejadian ini, sebab ini sudah masuk dalam ranah pidana silahkan pihak panitia transparansi dan koperatif,”pungkas Fadli penuh harap. (Fahrul)