LENSA.TODAY, -(KABGOR)- Polemik pengrusakan fasilitas Plat Ducker yang berada di Desa Molohu, Dusun Sakura merupakan salah satu konflik sosial yang terjadi terhadap masyarakat Boliyohuto cs. Pasal dengan adanya surat aduan yang ditandatangani oleh 11 orang Kepala Desa yang ditujukan kepada pihak DPRD Kabupaten Gorontalo merupakan bukti dugaan tindakan sewenang-wenang pihak management PT. PG Tolangohula terhadap masyarakat.
Sebagaimana pemberitaan dibeberapa media online, Bupati Gorontalo telah melakukan pertemuan serta turun langsung ke wilayah Boliyohuto cs tanpa melibatkan Anggota DPRD Kabupaten Gorontalo mendapat apresiasi dari tokoh pemuda Lifyan Buyunggadang.

” Sebagai rakyat, saya (red_Lifyan) mengapresiasi apa yang di lakukan oleh Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, akan tetapi apa yang menjadi keputusan Bupati tidak melahirkan Keputusan populis dan tdk ada pembelaan untuk rakyat Boliyohuto cs yang terdampak atas dugaan tindakan sewenang-wenang dari pihak management pabrik,” ucapnya.
” Kami menilai, justru rekomendasi yang dilahirkan oleh DPRD berpihak kepada rakyat. karena mereka tau bahwa kondisi rakyat saat ini sangat terintimidasi dengan oknum pimpinan pabrik gula. Masalah plat deker harusnya di kembalikan dan diperbaiki yang sudah di rusak oleh karyawan pabrik gula karena plat ducker itu di bangun berada di jalan desa bukan di jalan pabrik. tetapi oleh pabrik gula malah di klaim itu adalah jalan milik mereka,” sambungnya.

Lifyan juga menyoroti apa yang menjadi solusi yang dilahirkan oleh Bupati Gorontalo Nelson, menurutnya Solusi Bupati hanya berpihak kepada pihak Management perusahaan.
” Harusnya Bupati selain menjaga pabrik, juga harus akomodir kepentingan rakyat. jelas-jelas plat ducker itu milik rakyat dan akses jalan itu hanya satu-satunya jalan. ini malah di suruh cari jalan alternatif, ada apa ini dengan Bupati?,” tanya Lifyan.
” Belum lagi polemik yang disampaikan oleh 11 orang kepala desa. Apakah Bupati Nelson akan tutup mata terkait kedzoliman yang diduga dilakukan oleh management PT. PG Tolangohula terhadap rakyat? Apakah Bupati tidak melihat berbagai kerusakan jalan yang ada di Boliyohuto cs yang diduga di rusak oleh armada pabrik yang muatannya melebihi kapasitas?,” jelas Lifyan dengan nada tinggi.
” Semestinya Bupati mendesak pihak management perusahaan untuk membuat pernyataan, seluruh polemik yang ditimbulkan oleh karyawan untuk segera di selesaikan, dan seluruh pasilitas desa yang rusak berupa jalan segera untuk diperbaiki,” tegas Lifyan.
” Kondisi saat ini, kami sampaikan kepada yang terhormat Bupati yang bergelar Profesor bahwasanya jalan yang dirusak kita yang perbaiki, dan tidak ada itikad baik dari mereka memperbaiki jalan tersebut,” ungkapnya.
Selain itu juga, Lifyan menanggapi terkait pernyataan Bupati bahwa yang bisa putuskan polemik ini hanya beliau.
” Bupati jangan arogan seperti ini, sikap seperti ini justru menggambarkan sikap menonjolkan penguasa yang tak cinta terhadap rakuatnya. kami sebagai rakyat kecil paham bahwa penguasa ini adalah eksekutif, legislatif dan yudikatif. kami sarankan Bupati Nelson tinjau kembali keputusanya yang kelihatannya lebih berpihak ke pabrik gula. kami rakyat yang merasakan betul arogansi oknum-oknum dan pimpinan dipabrik gula. belum lagi PHK yang terjadi, pesangon yang tdk sesuai, apakah Bupati tau itu? Kasihan rakyat pak,” keluh Lifyan atas dugaan Sikap Arogansi Bupati.
Terkahir Lifyan mengungkapkan bahwa saat ini rakyat tidak puas dengan hasil keputusan Bupati karena keputusan yang di lahirkan tidak pro terhadap rakyat.
” Perlu kami sampaikan kepada Bupati Nelson Pomalingo bahwa kami rakyat sayang ini pabrik gula tetapi kami ingatkan ke Bupati hadirnya oknum pipimpinan pabrik gula ini justru menimbulkan keresahan buat rakyat, olehnya kami minta DPRD untuk tetap berada di garda terdepan membela hak-hak rakyat,” pungkasnya. (Arb)