LENSA.TODAY, -(KABGOR)- Dugaan Polemik Rumah Sakit MM. Dunda Limboto rupanya tidak pernah habisnya, pasalnya berbagai macam polemik yang timbul diduga tidak bisa diselesaikan oleh pihak management rumah sakit.
Padahal Rumah Sakit MM. Dunda Limboto merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Gorontalo untuk menjamin tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Gorontalo.
Kepada Lensa.today, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gorontalo Man’uth M. Ishak menyayangkan sikap yang seakan-akan tidak memperdulikan keluh kesah dari masyarakat Kabupaten Gorontalo terkait Pelayanan Hemodialisis di Rumah Sakit MM. Dunda Limboto.
Lanjut Man’ut, Seperti diketahui, beberapa waktu kemarin, terdapat keluhan keluarga pasien yang disampaikan melalui salah satu aktivis Gorontalo tentang pelayanan Hemodialisis yang diduga lumpuh total (Tidak Beoperasi), namun oleh pihak rumah sakit MM Dunda Limboto, hal tersebut diduga tidak di anggap hal yang penting. Hal tersebut terungkap pada Klarifikasi Wakil Direktur pada pemberitaan sebelumnya.
Baca Juga : https://lensa.today/sering-dikeluhkan-rahmat-mamonto-bupati-segera-mengevaluasi-management-rs-mm-dunda/
Disamping itu, Presiden BEM UG menjelaskan bahwa letak permasalahan yang berada di rumah sakit dunda limboto khususnya pelayanan cuci darah yang tidak beroperasi sebagaimana klarifikasi dari Wakil Direktur Rs. MM Dunda Limboto bahwa Untuk masalah BHP HD memang saat ini di RS kami lagi kosong, Akan tetapi, untuk pasien-pasien HD kami, selama kekosongan ini sudah di rujuk ke rumah sakit lain yang ada pelayanan HDnya agar mereka tetap terlayani cuci darahnya.
Nah, Sebagaimana hasil kajian kami bahwa pengeluhan masyarakat khususnya pasien cuci darah di Rs. MM Dunda Limboto hanya terletak pada pelayanan dan ketersedian bahan-bahan habis pakai yang diduga sudah satu bulan terakhir ini tidak disediakan oleh pihak management. Padahal, hal tersebut merupakan bahan utama bagi dokter untuk melakukan pelayanan terhadap pasien cuci darah.
” Semestinya jika direktur Rs. MM Dunda jelih untuk merespon keluhan masyarakat, hal tesebut segera di adakan, bukan hanya membiarkan berlarut-larut seperti ini. Yang paling parah, info yang kami dapatkan bahwa diduga beberapa pasien cuci dara diantaranya sudah ada yang meninggal yang diduga diakibatkan oleh pasien tersebut terputus cuci darahnya,” jelas Man’ut.
Selain itu juga, Presiden BEM UG menyoroti kinerja dari Dewan Pengawas yang diduga tidak memiliki Power dihadapan Direktur Rs. Dunda Limboto.
” Ini kan semestinya tugas dari dewan pengawas yang selalu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap management rumah sakit. Tapi sulit juga ketika dewan pengawas tidak memiliki power,” imbuh Presiden BEM UG.
” Hal yang membuktikan bahwa Dewan Pengawas tidak memiliki power dihadapan Direktur Rs. MM Dunda Limboto, sebagaimana dalam pemberitaan sebelumnya bahwa dewan pengawas akan melakukan rapat internal, akan tetapi sampai saat ini diduga rapat tersebut belum dilaksanakan,” lanjut Presiden BEM UG.
Baca juga : https://lensa.today/polemik-rs-mm-dunda-limboto-simak-penjelasan-dewan-pengawas/
Olehnya, kami sangat berharap kepada Bupati Gorontalo untuk dapat melakukan evaluasi terhadap Management Rs. MM Dunda Limboto serta Dewan Pengawas.
” Untuk mewujudkan dan menjamin tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Gorontalo, kami mendesak kepada Bupati Gorontalo untuk segera mengevaluasi management rumah sakit serta tugas dan fungsi Dewan Pengawas yang diduga tidak jalan,” pungkas Presiden BEM UG Man’ut Ishak. (Arb)