LENSA.TODAY, POHUWATO – Tak hanya kerusakan lingkungan yang di akibat oleh aktivitas alat berat jenis Escavator di wilayah pertambangan tanpa izin (PETI) di Kabupaten Pohuwato. Kini dalam hasil temuan bahwa Kasus Malaria dari tahun 2021 hingga 2023 terakhir ini berada di 4 kecamatan lingkar tambang Pohuwato.
Dan penyakit malaria mulai masuk dan mendominasi wilayah lingkar tambang baik Kecamatan Buntulia, Marisa, Duhiadaa, Paguat dan Dengilo.
Informasi yang berhasil dihimpun awak media ini, bahwa total masyarakat yang teridentifikasi mengidap penyakit malaria, berjumlah 46 orang.
Hal ini diakui Kadis Kesehatan Pohuwato Fidi Mustapa melalui Kabid Penanggulangan Penyakit Roys Gunibala ketika di konfirmasi, Selasa (4/4) melalui saluran seluler.
Roys menjelaskan, pihaknya terus melakukan langkah agar penyebarannya terputus.
” Alhamdulillah tim kami terus berupaya memutuskan mata rantai penyebaran penyakit malaria,” Tegasnya.
Dan petugas kata Roys telah melaksanakan survei kontak pasien, dan telah melaksanakan kegiatan pembagian kelambu.
” Promosi kesehatan di tempat yang di duga sumber dari penyakit ini telah kami optimalkan,” Ungkapnya.
Disinggung angka kesembuhan, Roys Gunibala menambahkan, angka kesembuhan diatas 75 persen,” Urainya.
Ini terang Roys dikarenakan kepatuhan minum obat selama 14 hari oleh pasien.
Disinggung titik lokasi dominasi penyebaran, Roys kembali menjelaskan, bila dilihat dari survei, dominasi penyebaran berasal dari genangan air wilayah pertambangan.
Hari inipun kata Roys, pihaknya terus memantau lokasi genangan akibat aktivitas alat berat jenis Escavator di wilayah pertambangan.
“Jadi tim kami hari ini menuju ke wilayah titik penyebaran,” Pungkasnya.