LENSA.TODAY, POHUWATO – Warga Binaan yang berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pohuwato Upt Kanwil Kemenkumham Gorontalo, menjadikan limbah sampah (sabut dan tempurung kelapa) menjadi produk handycraft (kerajinan tangan) Bernilai Ekonomi
Karya yang dilakukan oleh penghuni lapas kelas IIB terdebut, Telah banyak dipampang di etalase workshop Lapas, beberapa hasil karya yang diproduksi oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), diantaranya, Lukisan, Pot Bunga, Tempat Tissue, dan pernak pernik asesories hiasan lainnya yang memiliki nilai artistik yang cukup tinggi dan siap untuk dipasarkan.
Kepada awak media Kepala Lembaga Pemasyarakatan Pohuwato Irman Jaya menjelaskann, bahwa di Lapas Pohuwato secara aktivitasnya merupakan Lapas Produksi yang memberikan kesempatan yang cukup luas bagi warga binaan, untuk lebih kreatif dan berinovasi dalam memanfaatkan fasilitas Sarana Produksi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang bernilai ekonomis dan marketable.
” Kita siapkan beberapa fasilitas sarana dan prasarana pendukung kegiatan kerja bagi warga binaan, sehingga mereka dapat mengasah keterampilan dan skill nya untuk menjadi seorang entrepreneur, sehingga ketika kembali ke masyarakat dapat memiliki bekal pengetahuan dan mengaplikasikan keilmuannya yang di dapat selama di dalam Lapas,” jelas kalapas saat ditemui diruanganya, Kamis,(24/11/2022).
Irman Jaya mengatakan, bahwa kunci keberhasilan suatu program pembinaam keterampilan dan kemandirian bagi warga binaan, diharapkan dapat merubah kebiasaan mereka untuk menjadi lebih baik dan produktif, dan kami mengapresiasi juga keberadaaan warga binaan telah turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis, dan juga dapat menambah pemasukan ekonomi bagi keluarganya.
Sementara itu, Kepala Seksi Bimbimgan Narapidana dan Kegiatan Kerja (Binapigiatja), Zainal Bempah memaparkan, Produk kerajinan /handycraft yang diproduksi oleh warga binaan, adalah murni kreatifitas mereka, kami berikan kesempatan kepada mereka untuk mengeksplor kemampuan dan skillnya untuk menciptakan produk yang memiliki unsur seni dan bernilai tinggi.
” Beberapa produk kerajinan handycraft yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah serbuk sabut dan injuk kelapa sudah banyak yang dipasarkan di wilayah lokal Gorontalo, termasuk daerah luar Gorontalo seperti Manado, Makassar bahkan ke pulau Jawa. Hanya memang daya promosi yang belum maksimal, dan ketersediaan stock yang belum terlalu banyak. Olehnya sesuai arahan bapak Kalapas bahwa Tahun 2023 menjadi Tahun Target Promosi dan Ekspansi, dan kami akan maksimalkan untuk target tersebut,” ungkapnya.
Lebih jau dirinya menuturkan, bahwa Seluruh aktifitas warga binaan dalam melakukan program pembinaan keterampilan juga kami apresiasi dan kami hargai, dimana hasil penjualan kerajinan tangan dari para warga binaan mendapat upah bagi hasil, Sedang pembagian lainnya disetor ke negara sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan membiayai kegiatan pembinaan lainnya.
” Juga perlu digaris bawahi, bahwa keterampilan ini sebenarnya merupakan bentuk pembinaan selama menjalani masa hukuman. Keterampilan yang diberikan kepada warga binaan bermacam-macam bentuknya,” tandasnya. (Mhd)