LENSA.TODAY, -(KABGOR)- Dugaan Polemik Rumah Sakit MM. Dunda Limboto terkait keluhan masyarakat tentang pelayanan cuci darah yang diduga sudah satu bulan terakhir tidak beroperasi, akhirnya ditanggapi oleh salah satu Dewan Pengawas Perwakilan Profesi dr. Rusli Moniarfa.
Dihubungi melalui telepon selulur, dr. Rusli mengatakan bahwa apa yang sampaikan pada pemberitaan sebelumnya bahwa Dewan Pengawas akan melakukan pertemuan secara internal itu memang sudah dilaksankan, bahkan rapat tersebut sudah dua kali dilaksanakan, Selasa, (06/12/2022).
” Rapat itu sudah kami laksanakan, bahkan sudah dua kali. Dalam rapat tersebut sudah membuatkan rekomendasi ke Bupati terhadap menyikapi keluhan masyarakat,” ucap dr. Rusli
Baca Juga : https://lensa.today/polemik-rs-mm-dunda-limboto-simak-penjelasan-dewan-pengawas/
” Hasil rapat itu termasuk beberapa hal selain polemik yang dikeluhkan masyarakat terkait cuci darah, kalau untuk hasil rekomendasi kita minta ke pak Bupati untuk bisa menindaklanjuti hasil temuan masyarakat bukan temuan kita dimana terjadi kehabisan bahan-bahan habis pakai dan lain-lain tidak terlayani dengan baik maka kita katakan kepada pemerintah untuk berkoordinasi dengan rumah sakit karena dewas itukan fungsinya mengawasi bukan mengeksekusi,” kata dr. Rusli.
Baca Juga : https://lensa.today/sering-dikeluhkan-rahmat-mamonto-bupati-segera-mengevaluasi-management-rs-mm-dunda/
Selain itu, dr. Rusli menjelaskan bahwa Dewan Pengawas meminta kepada pihak management rumah sakit untuk memperbaiki atau mengatur sistem keuangan, kemudian melaporkan secara berkala atau triwulan apa yang mereka lakukan untuk mengantisipasi terkait dugaan keluhan-keluhan masyarakat seperti sekarang ini.
Lanjut dr. Rusli, tugas dewan pengawas itu melaporkan apa yang menjadi aduan masyarakat terkait pengelolaan management rumah sakit, karena Bupati sering meminta laporan.
” Jadi begitu, ketika terjadi keluhan-keluhan masyarakat, pihak dewan pengawas akan melakukan rapat, kemudian menemukan masalahnya misalnya pihak manajemen tidak mengadakan itu, nah berarti ini bicara masalah keuangan, keuangannya bagaimana?. Itu yang akan kita sampaikan ke Pak Bupati nanti, karena Pak Bupati misalanya panggil direkturnya ini hasil temuan dewas ada laporan dari dewas bahwa rumah sakit tidak ada ini itu, itu kenapa?,” urai dr. Rusli.
” Selanjutnya, apa solusinya?. jadi dewas itu istilahnya seperti dua mata uanglah kemudian ke Pemda artinya juga kita minta pihak rumah sakit itu terbuka ke dewas jangan di simpan sendiri, kalau saya melihat salah satunya itu kestabilan,” sambung dr. Rusli.
Terkait rekomendasi Dewan pengawas, dr. Rusli menyampaikan bahwa salah satu dari anggota pengawas belum menandatangani rekomendasi tersebut, tapi bukan berarti bahwa tidak akan di tandatangani, namun pihak sekretariat belum sempat ketemu dengan yang bersangkutan.
” Yang pasti rekomendasi sudah ad, tinghal ditandatangani oleh seluruh Dewan Pengawas,” tutup dr. Rusli. (Arb)